Sabtu, 13 Desember 2014

Dunia Kultur Jaringan ( Faktor Penyebab Kontaminasi dan Cara Mengatasi Kontaminasi )



     

 
( sumber : tabloidgallery.wordpress.com )



 Faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi
Kontaminasi merupakan permasalahan mendasar yang sering terjadi pada kultur in vitro. Pada kondisi media yang mengandung sukrosa dan hara, serta kelembaban dan suhu yang relatif tinggi, memungkinkan mikroorganisme serta spora jamur tumbuh dan berkembang dengan pesat. Kontaminasi pada kultur in vitro dapat berasal dari:
a.       Udara
b.      Eksplan, baik secara eksternal maupun internal.
c.       Organisme kecil yang masuk ke dalam media, seperti semut.
d.      Botol kultur serta alat-alat yang kurang steril.
e.       Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor.
f.       Kecerobohan dalam bekerja.

Setiap eksplan memiliki tingkat kontaminasi permukaan yang berbedan tergantung dari :
a.       Jenis tumbuhannya
b.      Bagian tumbuhan yang dipergunakan
c.       Morfologi permukaan (misalnya berbulu atau tidak)
d.      Lingkungan tumbuhnya (Green house atau lapang)
e.       Musim waktu pengambilan (musim penghujan atau musim kemarau)
f.       Umur tumbuhan (seedling atau tumbuhan dewasa)
g.      Kondisi tumbuhannya (sehat atau sakit)

Mikroorganisme penyebab kontaminasi dapat berupa bakteri, fungi, protozoa, serangga, virus dan lain-lain. Kontaminasi oleh fungi ditandai dengan munculnya benang-benang halus yang berwarna putih, yang merupakan miselium fungi. fungi dapat menginfeksi jaringan secara sistemik sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan jaringan eksplan akan mati. Selain itu, kontaminasi oleh bakteri ditandai munculnya bercak-bercak berlendir pada media atau eksplan. Bercak tersebut biasanya berwarna putih yang merupakan koloni bakteri. Bakteri lebih sulit untuk dideteksi dibandingkan dengan fungi karena dapat masuk ke dalam ruang antar sel.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi pada media:
a.       Tidak kuatnya tutup botol. Botol ditutup menggunakan aluminium foil yang ditutup sedemikian rupa sangat rapat agar factor-faktor penyebab kontam tidak masuk ke dalam botol. Apabila tutup ( aluminium foil ) tidak rapat maka tidak menutup kemungkinan terjadinya kontaminasi.
b.      Media steril yang sudah di autoclave yang di simpan beberapa hari dengan maksud untuk melihat kontaminasi atau tidak, seringkali juga menjadi penyebab kontaminasi, karena tempat penyimpanan yang tidak steril serta tutup botol yang tidak kuat atau rapat.
c.       Pada saat autoclave dibuka, maka kita harus ingat bahwa kondisi lingkungan tidak steril sehingga berpeluang masuknya kontaminasi ke dalam botol. Oleh sebab itu maka sebaiknya membuka autoclave seharusnya diruang steril, dan tutup botol harus segera dikuatkan kembali.
d.      Terjadinya pengerasan pada media diakibatkan kelalaian dalam proses pemasakan media yang dilakukan secara berulang-ulang. 
e.       Kondisi praktikan yang tidak aseptik, yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi pada media tanam akibat dari mikroorganisme yang tersebar dan dibawa oleh praktikan. 

Faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi pada eksplan yang dikultur:
a.       Pada saat melakukan di Laminar Air Flow maka kondisi tangan tidak boleh keluar dari tempat tersebut, dan sebelum masuk tangan harus disemprot alcohol terlebih dahulu. Apabila terjadi kelalaian tangan tidak disemprot atau tangan tidak sengaja keluar dari laminar saat bekerja maka tidak menutup kemungkinan factor kontam akan masuk ke dalam.
b.      Pada saat disubkultur dan di belah-belah, maka terjadilah luka baru maka terbukalah peluang keluarnya mikroba dari dalam sel eksplan tersebut dan akhirnya mengontaminasi kultur tersebut.
c.       Adanya kontaminan disekeliling botol, bahkan di sekitar leher botol, maka pada saat subkultur, bila kita tidak hati-hati maka masuklah kontaminan tersebut ke dalam botol dan menempel pada eksplan, dan terbawa ke media yang baru.
d.      Terkontaminasi oleh media disekitar yang mengalami kontaminasi. Contohnya pada saat pemotongan daun yang akan dikultur, pisau yang digunakan belum dalam keadaan steril, atau cawan petri tempat pemotongan yang kurang steril.

 

     Cara mengatasi masalah kontaminasi adalah:
Ada dua istilah dalam permasalahan kontaminasi, yaitu kontaminasi eksternal dan kontaminasi internal.

a.    Kontaminasi Internal, kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari eksplan yang tumbuh dan berkembang secara bertahap dalam kondisi in vitro. Pertumbuhan dan perkambangan mikroorganisme internal biasanya muncul beberapa minggu atau bulan setelah di kultur.

Kontaminasi internal dapat diminimalisir atau dapat diatasi dengan cara:
1)      Karantina tanaman induk dalam greenhouse
2)      Menggunakan HgCl2 , antibiotik dan fungisida sistemik
3)      Contoh antibiotik alami yaitu propolis
4)      Contoh antibiotika sintetik yaitu Plant Preservative Mixture (PPM),  Cefotaxime, Ceftriaxone, Chlorampenicol, Rifampicin, dll.
5)      Penggunaan kombinasi bahan sterilan.

b. Kontaminasi eksternal atau kontaminasi permukaan biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari luar eksplan. Respon kontaminasi eksternal ini sangat cepat karena mikroorganismenya berada permukaan eksplan.

Kontaminasi permukaan dapat diatasi dengan cara :
1)      Karantina tanaman induk dalam greenhouse
2)      Sterilisasi kontak dengan menyikat eksplan dengan sikat halus
3)      Pencucian menggunakan berbagai perlakuan bahan kimia dan durasi sterilisasi.
4)      Jika permukaan tanaman ditutupi oleh rambut atau sisik, menggunakan detergen dan digoyang –goyang untuk mengilangkan gelembung udara yang mungkin mengandung mikroorganisme.
5)      Penggunaan kombinasi bahan sterilan.

DAFTAR PUSTAKA
1.      http://kholilagro.blogspot.com/2012/12/laporan-kultur-jaringan-penanaman.html diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 21:00 WIB
2.      http://kultur-jaringan.blogspot.com/2014/03/permasalahan-permasalahan-dalam-kultur.html diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 21:00 WIB

5 komentar:

  1. Artikelnya bagus dan menarik. Terima kasih semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  2. Wahh..artikel nya bagus dan menarik, bisa menjadi bahan tambahan referensi. Makasih infonya

    BalasHapus
  3. Bisa buat referensi belajar nih. Sangat menarik dan informatif. Terimasih sudah berbagi. Keep posting!

    BalasHapus
  4. terimakasih ya atas postingan ini, bisa membantu menambah pengetahuan... terimakasih :)

    BalasHapus
  5. waahhh...sangat membantu dalam praktek kultur ini.. good job. ane tunggu posting selanjutnya sis

    BalasHapus